Tokutei Ginou Bidang Perikanan
Mengarungi Laut Jepang dengan Peluang Berkarier di Industri Perikanan
Jepang, dengan garis pantai terpanjang keenam di dunia, telah lama dikenal sebagai kekuatan utama dalam industri perikanan global. Dari nelayan tradisional di Hokkaido hingga kapal penangkap ikan modern di Okinawa, sektor ini sangat membutuhkan tenaga terampil untuk menjaga kelestarian sumber daya laut yang menjadi bagian penting dari ekonomi dan budaya Jepang.
Visa Tokutei Ginou membuka peluang bagi pekerja asing untuk bergabung dengan industri ini, memberikan kesempatan untuk berkarier sekaligus berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan laut Jepang.
Peluang Emas Berkarier di Industri Perikanan
Industri perikanan Jepang lebih dari sekadar menangkap ikan. Selain penangkapan ikan, ada juga kegiatan budidaya laut, pengolahan hasil laut, dan manajemen keberlanjutan sumber daya alam. Pekerja asing yang bergabung melalui Visa Tokutei Ginou dapat terlibat dalam berbagai peran.
Misalnya, mengoperasikan kapal penangkap ikan dengan teknologi sonar dan GPS canggih, merawat tambak ikan seperti ikan hamachi (yellowtail) atau kerang mutiara, serta mengawasi pengolahan hasil laut di pabrik pengolahan makanan seperti sushi dan sashimi.
Salah satu contoh program yang melibatkan pekerja asing adalah di Prefektur Miyagi, di mana mereka terlibat dalam restocking salmon untuk menjaga keseimbangan ekosistem sungai. Teknologi baru, seperti sistem pemberian pakan berbasis kecerdasan buatan (AI), juga semakin penting dalam meningkatkan efisiensi di sektor ini.
Proses untuk bekerja di industri perikanan Jepang dimulai dengan pelatihan khusus yang diberikan oleh lembaga terakreditasi di Indonesia. Pelatihan ini mengajarkan teknik penangkapan ikan berkelanjutan dan penggunaan alat tangkap modern.
Setelah pelatihan, peserta wajib lulus ujian keterampilan yang diselenggarakan oleh OTIT (Organization for Technical Intern Training). Ujian ini tidak hanya menguji kemampuan teknis, seperti memperbaiki jaring atau mengoperasikan mesin pendingin, tetapi juga kemampuan bahasa Jepang karena komunikasi dengan kru kapal atau rekan kerja penting untuk keselamatan dan kelancaran pekerjaan.
Setelah lulus ujian, pekerja akan ditempatkan di perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor perikanan, seperti koperasi perikanan di Hokkaido atau pabrik pengolahan di Shizuoka.
Gaji rata-rata pekerja di sektor ini berkisar antara 167.200–193.000 yen per bulan (sekitar Rp 18–21 juta), belum termasuk lembur. Selain itu, banyak perusahaan yang menawarkan fasilitas seperti akomodasi subsidi, yang membuat biaya hidup lebih terjangkau, terutama di daerah pesisir seperti Kushiro atau Nagasaki.
Asuransi kesehatan yang mencakup pemeriksaan rutin juga menjadi bagian dari tunjangan. Beberapa perusahaan besar, seperti Maruha Nichiro, bahkan menawarkan pelatihan gratis untuk sertifikasi internasional seperti HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), yang sangat berguna di industri pengolahan makanan laut.
Industri perikanan Jepang memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kondisi kerja yang ekstrem, dengan cuaca laut yang tidak menentu dan jam kerja panjang di kapal. Solusinya, pelatihan survival di laut dan penggunaan pakaian pelindung sangat dianjurkan untuk memastikan keselamatan.
Selain itu, pekerja juga harus siap menghadapi tekanan untuk memenuhi target produktivitas yang ketat. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memanfaatkan teknologi modern, seperti Fish Aggregating Devices (FADs), yang memungkinkan pekerja untuk melacak kawanan ikan secara lebih efisien.
Meski tantangan tersebut ada, keuntungan bekerja di industri perikanan Jepang cukup besar. Pekerja dapat memperoleh akses ke teknologi modern dalam budidaya laut dan pengolahan hasil laut.
Sertifikasi yang diperoleh juga diakui secara internasional, membuka peluang untuk bekerja di negara-negara ASEAN. Lebih dari itu, pekerja juga berkontribusi dalam program-program keberlanjutan, seperti penangkaran terumbu karang, yang penting untuk menjaga kelestarian ekosistem laut.
Sumber:
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang (MHLW):
Kebijakan Visa Tokutei Ginou
Japan Fisheries Agency:
Regulasi Perikanan Berkelanjutan
Japan Overseas Fisheries Cooperation Foundation (OFCF):
Program Pelatihan Internasional